Pemerintah menyatakan 193,6 juta pemudik akan melakukan mobilisasi selama liburan Ramadhan dan Lebaran. Dari data tersebut 27,4 juta nya adalah pemudik Jabodetabek. Memang yang jadi tantangan kita dari tahun ke tahun, adalah bagaimana kecepatan kita memindahkan orang, terutama yang bergerak dalam satu waktu tertentu, sehingga perlu di atur dan antisipasi. Terutama pada momen mudik, baik mulai H-7 sampai H+7 Lebaran. Yang kita tahu beban di jalan bisa tiba tiba sangat meningkat, terutama jelang hari H Lebaran.
Namun situasi perjalanan mudik kali ini, juga di harapkan memperhatikan peringatan cuaca dari BMKG. Seperti diketahui kita masih menghadapi dampak perubahan cuaca ekstrim, panas ekstrim, hujan dengan intesitas tinggi, dampak banjir di beberapa daerah, dan dampak gempa ssperti di Tuban di Jawa Timur, begitu juga dampak banjir di Demak Jawa Tengah yang tentu akan mempengaruhi pola perjalanan para pemudik.
Untuk itu pemerintah sedang giat melalukan rampcheck fasilitas transportasi, mengatur perjalanan dan pembatasan, agar dapat di antisipasi hal hal yang tidak diinginkan, karena berbagai kondisi cuaca, perubahan iklim, kondisi jalan, penerangan, rest area dan fasilitas pendukung lainnya.
KPAI mengingatkan agar rampcheck tidak hanya fokus di alat transportasi, namun juga sarana prasarana lainnya, seperti antrian penumpang yang akan melibatkan anak, perempuan dan disabilitas; ruang laktasi; ruang sanitasi; ruang kesehatan yang mudah di akses; ruang ibadah yang mudah di akses; ketersediaan makanan dan minuman yang memenuhi standar gizi dan sehat, karena kita perlu cek seperti tanggal kadaluarsa dan kemasan, agar tidak mengurangi kesehatan; keamanan tempat wisata; fasilitas di tempat tujuan pemudik baik jalan; jembatan, sarana rest area; yang sewaktu waktu menjadi alternatif, akibat kondisi beban dijalan dan kelelahan para pemudik yang sewaktu waktu dapat terjadi.
Untuk itu membutuhkan peran aktif semua stakeholder dalam rangka menyukseskan pergerakan ratusan juta orang dalam momen lebaran. Kerjasama dan koordinasi lintas Kementerian, Lembaga, pemerintah daerah dan masyarakat jadi kunci suksesnya mudik tahun 2024.
Keramahan fasilitas bagi anak, perempuan dan lansia menjadi prioritas jelang persiapan mudik. Agar situasi mudik yang cenderung padat dapat di antisipasi.
KPAI mengapresiasi pemerintah melaksankan rampcheck berbagai sarana prasarana transportasi, menyediakan sarana mudik gratis, mengurangi pemudik motor, membuka pos sepanjang perjalanan. Begitu KPAI apresiasi yang dilakukan berbagai perusahaan, organisasi dan masyarakat. Kita berharap mudik tahun ini ramah anak dan disabilitas.
Salah satu yang menjadi perhatian KPAI juga. Adanya Mudik Ramah Anak dan Disabilitas yang di sediakan, dengan kerjasama beberapa instansi, perusahaan dan ormas. Mulai dari komunitas MRAD, BSI, Kementerian Perhubungan, Majelis Pelayanan Kesejahteraan Sosial Muhammadiyah, organisasi disabilitas.
Saya kira ini mudik, yang tidak hanya mudik, tapi menyediakan akses mudik pulang dan pergi. Karena mereka memperhatikan aspek keselamatan, adanya asessment tiap pemudik, pemyediaan alat transportasi akses, pendampingan peksos, memikirkan point to point baik berangkat maupun arus balik, serta menerapkan konsesi dalam layanan nya.
Ini mudik yang patut dicontoh, mereka memberi standard lebih dari mudik lainnya. Dalam memastikan kenyamanan, keselamatan dan layanan pemudik pulang dan pergi. Terutama mereka yang membutuhkan perhatian khusus, seperti anak dan penyandang disabilitas.
Mereka memikirkan, mulai dari keluar rumah, menuju lokasi pemberangkatan, cek kesehatan, pengadaan obat obatan, keamanan di jalan, sampai tempat tujuan.
Mudik Ramah Anak dan Disabilitas ini sangat baik, dan yang terlibat dalam penyelenggaraannya banyak pihak.
Kami berharap akan lebih banyak lagi pihak yang mau terlibat. Agar layanan transportasi semakin berkelanjutan.
Seperti Bank Syariah Indonesia yang akan memberangkatkan 140 dengan bus, 50 dengan kereta dan 4 dengan pesawat. Kementerian Perhubungan juga membantu MRAD dengan menyediakan 104 orang dengan kereta, 17 orang dengan pesawat dan bus di terminal Kampung Rambutan.
Menurut Catur Sigit Nugroho Ketua Tim Inklusi Kemenhub yang juga koordinator MRAD 2024 menyampaikan, pelaksanaan mudik kali ini, mencoba mengimplementasikan regulasi terkait isu akses dan layanan disabilitas di transportasi. Khususnya untuk penumpang dan keluarganya yang membutuhkan layanan khusus.
Kita berharap interaksi disabilitas dan masyarakat transportasi semakin membangun transportasi yang berkelanjutan di Indonesia. Agar pengguna semakin nyaman, karena dari standar melayani disabilitas, kita tahu dampaknya akan berlaku untuk semua, tegas Catur yang juga paraplegia pengguna kursi roda.
Ilma Sovri Yanti pencetus program MRAD menyampaikan, MRAD dimulai dari MRA atau Mudik Ramah Anak. Sejak tahun 2009. Hasil praktek bersama fasilitas publik ini dilaporkan kepada pemerintah dan DPR. Pelaksanaannya dari tahun ke tahun, dengan melibatkan berbagai pihak, telah banyak mengubah perspektif layanan dan pembangunan fasilitas publik yang ramah anak dan akses untuk disabilitas.
Rangkaian Mudik Ramah Anak dan Disabilitas atau MRAD ini, akan di berangkat kan 7 April sampai arus balik pada 15 April.
Dengan jadwal keberangkatan MRAD
7 April di Terminal Kampung Rambutan
7 April di Stasiun Pasar Senen
7 April di Bandara Soekarno Hatta.
Salam Hormat,
*Jasra Putra*
Wakil Ketua KPAI
CP. 0821 1219 3515
Catur Sigit Nugroho
Ketua Tim Inklusi Kemenhub
CP. 0856-4774-8249
Ilma Sovri Yanti
Pendiri MRAD
CP. 081316299752
Jelang Persiapan Mudik dan Libur Panjang Lebaran, KPAI Ingatkan Fasilitas Publik
