KPAI menanggapi atas video viral anak yang menunjukkan isi kotak makan program makan bergizi gratis. Selama menyampaikan nya proporsional, baik, pada tempatnya dan tidak berlebihan. Saya kira sangat baik.
Sebelumnya KPAI mengapresiasi anak dalam video viral tersebut, yang telah membantu Bapak Presiden dalam pengawasan program pemberian makan bergizi gratis. Saya kira hikmah dari video yang dibuat anak, agar penerima program makan bergizi gratis lebih memperhatikan kualitas layanan. Saya kira ini amanat Presiden agar program tersebut bisa mengurangi angka kelaparan anak.
Yang kedua, KPAI baru saja diminta masukan dan rekomendasi program makan bergizi gratis. Yang kemudian melaksanakan FGD Pemenuhan Hak Gizi Anak dan Ketahanan Pangan Anak Menuju Generasi Emas 2045 pada 28 Agustus 2024. Ada 13 butir rekomendasi dalam memastikan keberhasilan program ini.
Salah satu point yang perlu menjadi perhatian semua pihak, adalah pentingnya pendapat para ahli gizi. Tentang memenuhi komposisi 30 persen dari makanan yang disajikan, yang berfokus pada kebutuhan energi dan protein. Termasuk ketika program ini menyasar anak anak disabilitas, anak anak ABH, anak anak minoritas, anak anak suku terdalam dan adat, anak anak di 3T. Karena seperti diketahui ada 3,9 juta anak tidak berada di sekolah dan penting menjadi perhatian kita semua untuk menjadi target program ini.
Kalau kita men spill video yang dibuat anak, Nampak, dalam satu kotak makan bergizi gratis itu ada nasi putih se-ukuran mangkuk kecil, ada 1 tempe, potongan kecil semangka, oseng kangkung dan terakhir susu kemasan berukuran sangat mini. Kemudian ketika men spill kotak makan temannya, isinya hanya potongan kecil semangka, oseng kangkung dan susu kemasan berukuran sangat mini. Yang kemudian menjadi perhatian anak. Dengan disertai kalimat bahasa candaan. Yang saya kira perlu dilihat secara positif apa yang dilakukan anak. Karena ini bagian partisipasi mereka. Yang saya kira harus diapresiasi, kalau perlu ditingkatkan pengetahuannya.
Karena kita tahu sangat penting mendorong partisipasi anak dalam pembangunan, masih perlu kita terus suarakan dan arus utamakan. Karena partisipasi anak kita hari ini, masih menjadi letupan letupan seperti tawuran, terlibat politik praktis dan di rebut industri candu
Sehingga penting adanya pengawasan soal makan bergizi gratis. Selain pengawasan dari masyarakat, tentu saja pengawasan yang paling sangat efektif, adalah pengawasan langsung dari penerima manfaat, yaitu anak itu sendiri.
Sehingga melalui video viral tersebut, harusnya kita mengapresiasi anak yang telah membantu kerja Bapak Presiden dalam mengawasi dan memastikan program ini tepat sasaran, sesuai kebutuhan anak, tepat guna dan bermanfaat.
Saya kira konsen kita, pentingnya program yang besar ini, bermanfaat langsung di masyarakat. Kemudian makanan yang disajikan fresh dan berasal langsung dari petani, peternak, nelayan, menghidupkan pasar tradisional kita, dalam menggerakkan dan menghidupkan kembali roda ekonomi kecil di rumah tangga dan masyarakat.
Jangan sampai kemudian makanan bergizi gratis ini kemudian direbut industri kemasan. Artinya ekonomi sirkular yang diharapkan berdampak luas, bisa tidak terjadi. Kita berharap para pengusaha besar industri makanan menjadi coaching, mensupervisi gerakan ekonomi kecil di rumah tangga. Agar ada peningkatan pengetahuan tentang pengolahan makanan bergizi. Sehingga keuntungannya dan kemanfaatannya dapat dirasakan langsung ditangan masyarakat
Indonesia punya ukuran SSGI, yaitu Survei Status Gizi Indonesia, program ini telah berlangsung lama, dan bisa jadi ukuran dalam validasi keberhasilan. Kemudian jugabada Survey Kesehatan Indonesia yang berlangsung tiap 5 tahun sekali. Untuk itu peran serta anak menjadi penting, dalam mengisi instrument ini. Agar capaian kepada penerima manfaat langsung dapat terlihat.
Saat ini industri packaging makanan yang di viralkan dan melalukan penetrasi kepada anak, telah memposisikan makanan menjadi barang mewah bila anak mengkonsumsinya. Namun tak jarang banyak industry kemasan kurang terkontrol kandungan gula, lemak dan garam, yang menurut para ahli gizi telah mendowngrade modal kesehatan anak anak kita. Jangan sampai sudah di beri makanan bergizi di sekolah tapi kita gagal mengawasi industry makanan (yang lebih sering dikonsumsi anak, termasuk industry candu). Makanan yang dijajakan di sekitar sekolah.
Selain kita penuhi gizi fisik, dunia juga sedang menghadapi soal kasus kejiwaan anak. Sehingga pencapaian gizi fisik di makan bergizi gratis, juga penting di barengi dengan pemenuhan gizi jiwa, agar seimbang.
Sehingga melalui makan bergizi gratis, kita juga penting mensosialisasikan Undang Undang Pendidikan dan Layanan Psikologi, Dimana amanah UU tersebut menyampaikan pentingnya setiap anak mendapatkan layanan gizi jiwa yang layak, yang juga harus di siapkan infrastrukturnya. Sehingga program Bapak Presiden bisa multi manfaat dan maksimal.
Tentu saja anak sudah memberi masukan, melalui video tersebut dan sudah menyampaikan juga klarifikasi, bahwa catering sudah melengkapi isi kotak makanan.
Tentu saja seharusnya para netizen tidak membullying anak. Justru kita harus mendukung budaya literasi anak dalam dunia digital kita. Sehingga ini jadi edukasi buat semua anak.
Saya kira kekritisan, indepedensi, kemerdekaan berfikir anak tidak selayaknya di belenggu, apalagi atas nama kepentingan orang dewasa. Seharusnya kekritisan anak berlanjut, dengan diskusi, kapasitasi, mengenalkan anak anak (apa itu makanan bergizi). Sehingga semua pihak dalam melihat ini, berorientasi pada kepentingan terbaik anak. Yang ingin lebih tahu, apa itu makanan bergizi.
KPAI juga berharap program ini juga diharapkan dapat mengumpulkan data kesehatan anak-anak yang dapat digunakan untuk merencanakan intervensi yang lebih efektif.
Disisi lain kita juga darurat regulasi yang lebih ketat terhadap pemasaran makanan tidak sehat kepada anak-anak, serta pengawasan yang lebih baik terhadap produk makanan yang berbahaya bagi kesehatan anak. Karena ada produk makanan yang disasar untuk anak-anak, meskipun tampak bergizi, ternyata mengandung bahan-bahan yang berisiko buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang.
Kemudian, anak-anak kini lebih memilih makanan instan yang mengandung gula, garam dan lemak tinggi. Apaagi bila zat ini diolah kimiawi. Sementara konsumsi sayuran dan air putih semakin menurun. Ditambah air putih kemasan lebih mahal dari minuman berwarna.
Terakhir, kita ingin melalui video viral anak yang menunjukkan isi kotak makanan, menjadi ruang positif anak dalam berpartisipasi di program makan bergizi gratis. Daya ingin tahu anak, justru jangan dimatikan. Bahkan KPAI mengajak melalui makan bergizi gratis menjadi pintu sejak dini menyelamatkan anak Indonesia. Mulai dari makanan. Karena ketika anak lahir, yang pertama kita berikan adalah makanan. Seperti ASI dan makanan bergizi lainnya. Saya kira ajakan Bapak Presiden sudah tepat melalui program Makan Bergizi Gratis.
Salam Hormat,
Jasra Putra
Wakil Ketua KPAI
CP. 0821 1219 3515