Variant baru Omicron sudah masuk ke Indonesia, Belajar dari beberapa negara maju yang di serang tsunami omicron, tentu saja Indonesia harus juga bersiap dan mengantisipasi guna mengurangi penularan. Karena pengalaman di beberapa negara, meski sudah di vaksin, namun beberapa negara telah menambah vaksin booster dalam menghadapai Omicron.
Belajar dari menghadapi tsunami delta yang membawa 33 ribu anak kehilangan orang tua, tentu saja menjadi pelajaran kita semua. Bahwa dampak dari sikap dan kebijakan melawan pandemi serta mengurangi penularan, yang paling tertinggal penanganan adalah anak anak. Ini terbukti dengan kegagapan kita menangani 33 ribu anak kehilangan orang tua, yang menjadi dampak ikutan untuk anak.
Dampak ikutan tsunami delta kemarin jadi pelajaran kita semua. Ketika orang tua tidak tertangani, Maka anak anak mereka terlantar. Mulai dari mengalami keterpisahan, yatim piatu, ketelantaran, kehilangan pencari nafkah, gangguan psikologis, fasilitas kesehatan yang belum sepenuhmya memisahkan penanganan anak dan dewasa. Karena kapasitas pelayanan kesehatan kita yang melebihi kapasitas saat itu, sehingga tidak terfikirkan resiko dampak panjang hang dialami anak anak sampai sekarang, yang perlu pengawasan berlapis
Untuk itu berbagai kebijakan yang timbul, akibat pengalaman itu, kebijakan yang dimiliki, perlu di evaluasi kembali. Apakah sudah cukup efektif dalam melindungi anak anak di seluruh Indonesia.
Belum lagi kasus kekerasan anak di rumah, di kelas, di lingkungan belakangan angkanya luar biasa. Terutama kejahatan seksual. Anak anak menjadi dampak yang terbelakang dan paling tertinggal. Yang kita baru menyadari dampak pandemi ini ternyata sangat serius dan berdampak buruk jangka panjang untuk anak. Di tengah variant baru Covid dan cara penangananya.
Begitupun rencana kebijakan anak 100 persen kembali ke sekolah, dengan beberapa tahapan yang perlu disiapkan dan diantisipasi sekolah. Apakah sudah memenuhi kebijakan dari yang di persyaratkan.
KPAI telah melakukan survey kesiapan sekolah dan persiapan layanan kesehatan untuk anak, yang masih meninggalkan banyak pekerjaan rumah untuk kita semua. Belum lagi layanan anak adalah layanan khusus, tidak bisa disamakan orang dewasa. Ini yang membutuhkan perhatian lebih, dalam mengajak anak anak menjadi agen pengurang dampak bencana. Menghidupkan partisipasi anak, dalam mendukung kebijakan yang sewaktu waktu berubah dalam menghadapi variant variant baru Covid 19.
Karena memang bisa saja pembicaraan kita berubah rubah menyikapi pandemic, karena selalu ada update terbaru dalam cara menghadapai variant baru. Sehingga harus ada perubahan pernyataan sikap, keputusan harus cepat, dan antisipasi cepat. Ini yang harus di perhatikan sekolah dalam rangka keberhasilan pembelajaran tatap muka 100 persen.
Kita sebagai orang tua juga harus waspada, karena pasca liburan tahun baru bisa saja potensi keterpaparan covid19 menjadi meningkat. Untuk itu perlu antisipasi setiap keluarga ditengah ancaman omicron di awal tahun ini.
Salam Hormat
Jasra Putra
Kadivwasmonev KPAI
0821 1219 3515